Sabtu, 09 Maret 2013

Kekuatan Gaib Tumbuhan 1


Mengenal Benda-Benda Gaib Yang Berasal
dari Tumbuh-Tumbuhan

            Dunia dengan segala isinya memiliki berbagai macam keunikan dan kekuatan gaib yang sulit untuk dinalar dan dimengerti oleh orang-orang awan. Tuhan telah menciptakan tiga jenis makhluk hidup yang ada di bumi ini, yaitu : (1) Makhluk hidup yang memiliki eka pramana (bayu) yaitu tumbuh-tumbuhan, (2) makhluk hidup yang memiliki dwi pramana (bayu dan sabda) yaitu binatang dan (3) Makhluk hidup yang memiliki tri pramana (bayu, sabda dan idep) yaitu manusia. Ketiga dari makhluk hidup diatas memiliki suatu kekuatan dan energi gaib yang berbeda-beda, tergantung dari anugrah Sang Pencipta. Dalam konsep ajaran agama Hindu yang menciptakan makhluk hidup tersebut adalah Dewa Brahma, yang memelihara dunia adalah Dewa Wisnu dan yang melebur/menghancurkan dunia adalah Dewa Siwa (menurut ajaran Tri Murti).
            Pada kesempatan ini penulis akan mengungkapkan tumbuh-tumbuhan, yaitu makhluk hidup yang memiliki eka pramana ( yang mencakup kesemua bagiannya, yaitu akar, batang, ranting, daun, buah, manik/mustika dan sebagainya ) yang memiliki kekuatan gaib yang mampu membantu manusia pada saat manusia mengalami permasalahan-permasalahan di dunia ini, misalnya diserang oleh black magic sehingga mengakibatkan sakit sampai menemui ajalnya, diganggu oleh makhluk-makhluk halus seperti : wong samar, memedi, tonya, dsb.serta yang berkaitan dengan harta benda seperti : rezeki seret, boros, diganggu oleh tuyul/bererong, dsb.
            Adapun bagian atau keseluruhan dari tumbuhan ( maksudnya bisa buah saja, batang saja, manik/mustika saja, les saja, dsb) yang memiliki kekuatan gaib adalah sebagai berikut :

1. Nyuh Buta (batok kelapa mata satu)
Disebut nyuh buta, karena tidak seperti pada umumnya kelapa yaitu batoknya bermata tiga sedangkan nyuh buta batoknya bermata satu. Bila anda menemui nyuh buta merupakan suatu keberuntungan yang tak ternilai harganya, karena benda ini mampu memberikan pertolongan/perlindungan bagi kehidupan manusia. Adapun cara penggunaan dan pemeliharaannya adalah sebagai berikut : pertama-tama potong/gergaji buah kelapa tersebut menjadi dua bagian, kemudian keruk semua isi yang berada dalam kelapa tersebut dan tempatkan dalam suatu wadah yang nantinya bisa dijadikan untuk ramuan obat-obatan sedangkan kedua batok yang telah dipotong tersebut ditempatkan dalam suatu peti kayu dan ditaruh ditempat yang aman/kamar suci. Fungsi/manfaat dari Nyuh Buta tersebut adalah untuk melindungi diri dan sekeluarga dari serangan ilmu hitam, pencurian, kebakaran, tanah pekarangan angker, penyakit menular, serangan buta kala, dsb. Adapun ciri-ciri/pertanda gaib yang diberikan ”Nyuh Buta” pada pemiliknya yaitu sehari sebelum diserang oleh kekuatan jahat ( bisa juga bertanda mendapat kebahagiaan/suka cita ) maka batok kelapa tersebut menggelinding kesana kemari di dalam peti kayu tersebut.

2. Tiing Naga Murti/Pering pethook
Tiing/bambu ini berasal dari sebatang bambu (kecil atau besar) yang mempunyai dua sambungan/ruas yang berdekatan sekali di bagian bawahnya. ( Pethook atau bertemu). Kegunaan dari tiing naga murti adalah untuk menolak./mencegah : pencurian, gering grubug/penyakit menular, karang angker, serangan pengiwa/ilmu-ilmu hitam, gering merana di carik (hama penyakit tumbuhan) dan binatang buas/berbisa. Tiing naga murti, bisa dipakai tongkat untuk teman berjalan di malam hari atau ditaruh di dalam rumah, sehingga penghuni rumah dilindungi dari segala mara bahaya. Jika pada saat malam bertemu dengan ular maka dengan dipukul dengan tiing naga murti maka ular tersebut akan mati (walaupun kena ekornya saja apalagi kena kepala atau badannya).

3. Penyalin Naga Murti/Rotan Pethook
Penyalin/rotan ini berasal dari sebatang rotan (kecil atau besar) yang mempunyai dua sambungan/ruas yang berdekatan sekali di bagian bawahnya. Adapun kegunaannya adalah untuk mendatangkan keberuntungan dan kebahagian rumah tangga, menghindari musuh-musuh gaib, penyakit menular, perselisihan/pertentangan keluarga, binatang buas/berbisa, tanah pekarangan angker, ilmu pengiwa dan juga menangkal gering merana/hama penyakit tumbuhan.

4. Manik/Mustika Jambe
            Manik/mustika ini berasal dari buah jambe/pinang. Warna dari manik ini adalah coklat, dibagian dalamnya kelihatan tanda-tanda garis vertikal /horisontal berwarna kuning, atau ada juga yang berwarna kebiruan. Kegunaan dari manik/mustika jambe ini adalah membikin rukun suami istri dan juga sebagai obat sakit tenggorokan, dengan cara merendam manik/mustika tersebut dengan air bersih, kemudian air rendamannya diberikan kepada orang yang sakit, maka dengan kekuatan gaib yang ada pada manik itu menyebabkan sakit tenggorokannya sembuh.

5. Manik/Mustika Nyuh
            Manik ini berasal dari buah kelapa, yaitu tepatnya didalamnya buah kelapa yang besarnya kadang-kadang sebesar telur burung tetapi ada juga yang lebih kecilan. Warna dari manik ini adalah putih, tidak bening (mirip warna susu) dan dibagian dalam kelihatan guratan-guratan yang berkilat. Kegunaan dari manik/mustika nyuh ini adalah untuk mengobati sakit panas, penyakit jantung, paru-paru, tenaga lemah/kurang bergairah, dengan cara merendam manik ini ke dalam air bersih, kemudian air rendamannya diminum, niscaya sakitnya akan cepat sembuh.

6. Manik/Mustika Buluan
            Manik Buluan berasal dari dalam buah rambutan. Warnanya putih tidak bening mirip seperti warna daging buah rambutan dan berurat berwarna coklat. Kegunaannya dapat menyebuhkan penyakit demam, dengan cara merendam manik tersebut ke dalam air bersih. Kemudian air rendamannya diminumkan kepada orang yang sakit, niscaya sakit demamnya segera akan sembuh.

7. Manik/Mustika Kopi
            Manik ini berasal dari dalam buah kopi. Warnanya coklat tidak bening dan dibagian tengahnya ada tanda titik berkilau mirip seperti kilauan intan. Kegunaannya dapat membuat pikiran tenang dan cerdas, menambah energi, menghilangkan/me- musnahkan ilmu pengiwa/ilmu hitam, menolak gering gerubug/penyakit menular, mendatangkan merta/rezeki, menghilangkan racun dari binatang-binatang kecil seperti sengatan tawon, kalajengking,ular dsb, dengan cara menempelkan manik kopi ini pada bagian tubuh yang disengat/digigit. Niscaya racunnya akan keluar karena disedot oleh kekuatan gaib manik kopi.

8. Tiing Empet/ Bambu Tertutup
            Tiing/bambu ini berasal dari sebuah bambu yang lubangnya sudah tertutup. Bagi yang berjodoh menemukan benda ini, maka diberikan ciri-ciri pada malam harinya. Orang yang berjodoh dengan benda ini akan melihat adanya sinar yang muncul dari salah satu batang bambu, jika dia melihat bambu tersebut dimalam hari. Kegunaan dari benda ini adalah untuk menolak ilmu hitam, menangkal maling serta untuk kekebalan ( tubuh anti senjata tajam bahkan peluru).

9. Les Kelor
            Benda ini berasal dari tumbuhan kelor yang umurnya sudah puluhan tahun. Les kelor ini akan bersinar menembus batangnya jika dilihat pada malam hari, terutama bagi yang berjodoh untuk memperolehnya. Besarnya kira-kira sebesar ibu jari orang dewasa. Adapun kegunaan dari benda ini adalah untuk menangkal ilmu pengiwa dan juga untuk menolak racun serta mengobati orang yang keracunan. Dengan meminumkan rendaman les kelor, niscaya orang yang keracunan akan segera sembuh.

10. Kepasilan Jepun/Benalu Kamboja
            Benda gaib ini jarang ditemukan, kecuali orang tersebut berjodoh dengan benda ini. Kepasilan jepun terdapat pada cabang pohon kamboja yang sudah berumur puluhan tahun, terutama yang memiliki kekuatan gaib tinggi pada tanaman kamboja Bali. Kegunaan dari benda ini adalah untuk menangkal pengaruh ilmu pengiwa/ilmu hitam, memberi ketenangan bagi pemiliknya dan dikasihi oleh orang banyak. Penulis pernah mengoleksi kepasilan jepun ini.

11. Dagingin Segara ( Nyuh Arungan, Uli selem, uli gadang, uli barak, kewawah, dll)
            Benda-benda itu bisa diperoleh jika kita bisa mengambilnya di dasar laut, yang kesemuanya dijaga oleh rencangan Ida Betara Baruna. Bagi yang berjodoh maka benda-benda tersebut akan muncul kepermukaan laut dan akhirnya sampai kepinggir laut dan akan mengeluarkan sinar bila ditemukan pada malam harinya. Kegunaan dari benda-benda ”Isining Segara” adalah untuk menangkal kekuatan ilmu pengiwa dan juga untuk usada (pengobatan).

12. Belatung Putih/Belatung Anoman
            Kaktus ini agak jarang ditemukan, kecuali bagi orang yang berjodoh. Ciri-ciri belatung Anoman ini adalah warnanya hijau keputihan dan berbentuk seperti gada. Kegunaan dari Belatung Anoman adalah untuk menangkal kekuatan ilmu pengiwa(ilmu hitam), memusnahkan kekuatan jahat ( maling, magic, dsb) yang memasuki pekarangan rumah orang yang memiliki belatung anoman ini. Juga sebagai ramuan untuk usada bebai. Kebetulan penulis mengoleksi tanaman ini.

13. Tunjang Langit
            Tanaman ini juga langka dan sulit untuk didapat. Kegunaannya adalah untuk menangkal kekuatan jahat yang masuk ke pekarangan rumah orang. Dan lebih bagus jika ditempatkan dihalaman rumah atau di dalam kamar tamu. Bagi orang yang jahat (membawa ilmu hitam, mau mencuri, dsb), maka sebelum niatnya kesampaian maka terlebih dahulu dia akan digempur oleh kekuatan gaib dari Tunjang Langit. Penulis juga mengoleksi tanaman ini.

14. Ong Tiing/Jamur Bambu
            Ong/jamur ini tumbuh di rumpun bambu yang lebat, tetapi jarang ditemukan kecuali berjodoh dengannya. Jamur ini berwarna hitam mengkilat yang besarnya setara dengan ”Ong Bulan”. Kegunaan dari ong tiing ini adalah untuk menangkal dan melindungi rumah serta penghuninya dari serangan ilmu pengiwa/hitam, sebagai campuran usada dan juga sebagai penangkal maling serta tuyul yang mau memasuki pekarangan rumah yang memiliki ong tiing ini. Dengan merendam ong tiing ini dengan air laut, air sungai dan air danau dan kemudian memercikkannya dilingkungan pekarangan dan tempat usaha/pedagangan niscaya pencuri dan bererong/tuyul tidak akan berani mendekat. Karena pancaran gaib yang ditimbulkan sangat dashyat dari rendaman air tersebut. Penulis kebetulan mengoleksi benda gaib ini.

Kekuatan Gaib dari Tumbuhan 2


Mengenal Benda-Benda Gaib Yang Berasal
dari Tumbuh-Tumbuhan

15.  Les Dadap
            Benda ini berasal dari tumbuhan dadap, kalau masyarakat Bali sering menyebutnya Taru Sakti. Bila tumbuhan dadap/taru sakti tersebut berisi les, maka pada malam harinya, terutama pada hari-hari keramat bagi masyarakat Hindu Bali, yaitu ; Kajeng Kliwon, Tumpek, Tilem dan Purnama, maka tumbuhan tersebut akan mengeluarkan sinar berkilauan dan hal ini dapat dilihat oleh orang-orang yang berjodoh memilikinya. Besarnya les dadap ini tergantung dari Anugrah Dewata, yaitu bisa sebesar kepalan tangan anak kecil sampai kepalan orang dewasa. Biasanya les dadap ini memiliki tiga warna yaitu petak (putih), pita(kuning) dan coklat. Adapun kegunaan dari les dapdap ini adalah untuk penjaga pekarangan rumah beserta isinya dari serangan ilmu hitam dan juga sebagai pengasih wong kabeh, juga pengasih para Dewata. Tempatkan les ini ditempat yang bersih dan suci, kemudian aturkan canang burat wangi, lenga wangi setiap hari tilem dan purnama.

16. Les Gedebong
            Benda ini berasal dari tumbuhan pisang dari segala jenis. Les ini warnanya mirip dengan batang pohonnya, yaitu hijau kecoklatan. Bila pohon pisang berisi Les, maka akan bersinar pada waktu malam dan akan sulit untuk ditebang, kecuali sudah diberi restu oleh Dewata. Bagi orang yang berjodoh dengan benda ini, biasanya tanpa sengaja diberi wangsit pada saat menebang pohon pisang tersebut. Wangsit/cirinya yaitu pada saat menebang pohon pisang maka alat yang digunakan untuk menebang ( pisau, blakas, sabit, dsb) akan terpental, tidak mampu melukai pohon pisang tersebut. Maka segeralah membuat sesajen pejati lengkap dengan segehannya, untuk memohon kepada Dewata agar diberikan nunas les gedebong tersebut. Niscaya setelah memohon ijin maka pisang tersebut akan mudah dipotong dan didalamnya akan ditemui benda gaib les gedebong. Adapun kegunaan dari les gedebong ini adalah untuk membuat diri kebal dari segala jenis senjata ( keris, pisau, tombak, pistol, dsb). Disamping juga untuk penyengker pekarangan rumah dari serangan ilmu gaib, dengan cara merendam les gedebong dengan air laut, kemudian dipercikkan dilingkungan pekarangan rumah.

17. Les Jepun
            Benda ini berasal dari tanaman kamboja bali yang tumbuhnya ditempat-tempat suci maupun ditempat-tempat angker yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus. Bila berjodoh dengan benda ini, maka pada malam harinya akan melihat sinar kemerahan pada pohon kamboja tersebut. Bagi anda yang melihat sinar itu, maka jangan tergesa-gesa untuk menebang pohon kamboja tersebut. Carilah hari baik yaitu Tilem atau Purnama, dengan menghaturkan sesajen Pejati dengan segehannya. Setelah memohon ijin pada malam harinya, niscaya pohon kamboja tersebut akan mudah ditebang, dan didalamnya akan dijumpai les jepun, yang besarnya tergantung anugrah Dewata.  Biasanya warna les jepun ada dua macam yaitu petak (putih) dan ireng (hitam). Kegunaan dari benda ini adalah untuk memuja Dewata ( cocok untuk pemangku, balian dan sulinggih), sehingga segala keinginan- nya akan cepat tercapai. Disamping itu juga untuk pengasih wong kabeh (manusia) sehingga dijauhi dari segala permusuhan dan juga untuk kelancaran rezeki ( cocok untuk pedagang, pengusaha ).
18. Penyalin Sapta Petala Wisesa
            Penyalin/rotan ini memiliki ciri-ciri, yaitu ujungnya tertancap ke pertiwi (tanah). Bagi orang yang berjodoh menemukan benda ini, maka sebelum memotongnya, diusahakan memohon ijin dengan mengaturkan banten pejati dengan segehan manca warna. Setelah memohon ijin maka pohon rotan yang ujungnya menancap kepertiwi dan tumbuh lagi seperti tunas, itulah yang dipotong, jangan pohon rotan yang lainnya. Kegunaan dari benda ini adalah untuk menolak serangan ilmu hitam, maling, tuyul dan melindungi/menjaga seisi rumah dari segala jenis perbuatan jahat yang dilarang oleh ajaran Agama. Bila dipakai sebagai tongkat dan dibawa dimalam hari, maka semua makhluk halus dan seananing leyak akan menjauh karena takut dengan pancaran gaib dari benda ini.

19. Tiing Jagasatru
            Tiing/bambu ini memiliki ciri-ciri yaitu ruasnya terbalik satu ke bawah ( bukun ipun mebalik asiki marep tuun) tidak seperti pada umumnya bambu yang lasim, yaitu ruasnya semua keatas. Bagi orang yang berjodoh dengan benda ini, maka pada malam harinya dia akan melihat sinar berkilauan disebatang pohon bambu tersebut. Untuk mendapat- kannya harus mohon ijin dengan menghaturkan banten pejati dan segehan manca warna. Niscaya tiing jagasatru akan terlihat dan dengan mudah untuk ditebang. Kegunaan dari benda ini adalah untuk menolak serangan ilmu hitam, pencuri, tuyul dan serangan dari makhluk halus (jin, wong samar, memedi, tonya, dsb) dan juga untuk mengalahkan karang angker.

20. Mirah Delima
            Benda ini berasal dari buah delima yang besarnya sama dengan bijinya. Rupanya mirip dengan biji buah delima. Warnanya ada yang kemerah-merahan, ada juga yang berwarna merah semu putih. Untuk menguji keaslian dari benda ini, maka masukkanlah ke dalam gelas yang berisi air bening, maka air akan berwarna merah. Kegunaan dari benda ini adalah untuk usada (pengobatan) sakit bikinan ilmu hitam ( bebai, buduh, dsb) dengan cara memberi minum air rendaman mirah delima, niscaya dengan anugrah Dewata sakitnya akan sembuh. Disamping itu juga untuk menjaga keselamatan diri, kewibawaan (cocok bagi pejabat) dan ketenangan pikiran ( cocok bagi rohaniawan dan penekun spiritual).

21. Minyak Buda Kecapi
            Minyak ini berasal dari buah pohon kelapa langka dan angker, yaitu pohonnya bercabang tiga, lima, tujuh ataupun sembilan. Sebelum mengambil buah kelapa dari pohon kelapa yang bercabang, terlebih dahulu memohon ijin dengan menghaturkan banten pejati dan segehan. Setelah itu baru mengambil buah kelapa dari masing-masing cabangnya. Untuk menjadikan minyaknya memiliki kekuatan gaib, maka buah kelapa tersebut diolah pada hari Purnama dan setelah diperoleh minyaknya kemudian dimohonkan pasupati. Kegunaan minyak kelapa ini adalah untuk ramuan dari usada, memperlancar rezeki (pedagang, pengusaha makanan dan minuman ), memperlancar jodoh, keharmonisan berumah tangga, dikagumi dan dicintai oleh banyak orang. Penulis mengoleksi minyak gaib ini.

22. Sampat Rudra Murti
            Benda ini kelihatan sederhana, tetapi memiliki kekuatan gaib yang dashyat. Jarang orang yang memper- hatikan dan menggunakan benda ini.Benda ini terbuat dari lidi/urat batang daun aren. Buatlah lidi/urat daun aren tersebut sebagai sapu khusus, dan diikat dengan benang tridatu (putih, merah dan hitam). Caranya dengan mengambil  daun aren pada hari Kajeng Kliwon Uwudan, pada pohonnya dengan menghaturkan canang atau banten pejati, dimohonkan kepada Dewa penguasa tumbuhan, kemudian diambil semua lidi/urat daunnya dan dibentuk menjadi sapu. Kemudian dimohonkan pasupati kepada Dewa Siwa, yaitu pada hari Purnama. Kegunaannya adalah untuk menjaga bayi yang baru terlahir sampai umur 1 oton, dari gangguan ilmu hitam, menghindari serangan/gangguan binatang ( tikus, ular, kelabang, kalajengking, dsb) dan jika dipakai memukul orang yang menguasai ilmu hitam, niscaya ilmunya akan hilang musnah dan orang tersebut akan menderita lahir bathin, hal ini dilakukan jika anda diganggu dan diserang oleh orang berilmu hitam. Bisa dibawa pada malam hari untuk menjaga diri dari serangan ilmu hitam dan juga makhluk halus. Buktikan sendiri !!!

23. Watuning Taru Kusuma
            Benda ini berasal dari getah tumbuh-tumbuhan yang sudah membatu dan mengkristal, sangat langka dan jarang ditemukan. Bagi orang yang berjodoh, maka benda ini akan ditemukan menempel di batang pohon-pohon angker, seperti pohon beringin, kepuh, pule, jati, nangka, majegau, cendana dsb.  Warnanya tidak terang dan juga ada berwarna kuning keemasan. Kegunaan- nya sebagai ramuan obat untuk penyakit kulit,  tenggorokan, perut, panas, muntah darah, dsb. Dan bisa dipakai sebagai permata cincin atau mata kalung, berguna untuk menjaga keselamatan dan melindungi diri dari serangan ilmu hitam.

24. Pompongan Boma Raksa
            Benda ini berasal dari buah kelapa yang digigit oleh tupai sampai berlubang. Lubang pada buah kelapa tersebut banyaknya dua. Benda gaib ini jarang ditemukan, kecuali orangnya berjodoh. Bersihkan isi dari pompongan tersebut dengan air laut ditambah pasirnya, sampai didalamnya betul-betul bersih tanpa ada sisa kotoran buah kelapa. Kemudian pada hari baik, yaitu tilem atau purnama, buatkan sesajen pejati dan segehannya dimohonkan kepada Betara Siwa kekuatan gaib sambil memasukkan 9 buah dupa menyala kedalam pompongan tersebut, untuk menyucikan dan memasukkan kekuatan gaib Betara Siwa. Setelah sesajen dihaturkan dengan hati suci dan permohonan yang tulus, kemudian pompongan tersebut digantung di rumah yang berhadapan dengan pemesu (jalan keluar rumah). Kegunaan benda ini adalah untuk melindungi seisi rumah dari serangan ilmu hitam, gangguan buta, kala bucari dan semua jenis makhluk halus tidak berani memasuki pekarangan rumah yang memiliki benda ini. Setiap hari-hari keramat, seperti kajeng kliwon, tumpek, tilem dan purnama menghaturkan canang burat wangi lenga wangi dan menghasapi benda ini dengan 9 buah dupa, niscaya kekuatan gaibnya akan terus menjaga seisi rumah.

25. Umbin Banah
            Benda gaib ini berasal dari umbi tumbuhan banah (sejenis tanaman umbi-umbian). Sangat jarang ditemukan, kecuali bagi orang yang berjodoh. Biasanya tumbuh di hutan-hutan lebat ataupun kawasan angker yang dihuni oleh makhluk-makhluk halus. Mungkin pembaca pernah mendengar cerita, bahwa babi hutan tidak mempan ditembak oleh senapan ataupun senjata mesin yang lain. Hal ini disebabkan karena babi hutan tersebut memakan umbin banah, sehingga tubuhnya kebal dari segala jenis senjata. Kegunaan dari benda gaib ini adalah untuk membuat seseorang kebal dari segala jenis senjata ( keris, tombak, pedang, bambu runcing, senapan mesin ) dan juga membuat kekuatan orang yang membawa benda ini berlipat-lipat, seperti kekuatan gajah.

26. Minyak Surya Akasa Wijaya
            Minyak ini berasal dari dalam buah kelapa yang masih utuh. Minyak ini sangat langka dan jarang ditemukan kecuali bagi orang yang berjodoh. Minyak kelapa tersebut sudah ada di dalam buahnya pada saat masih ada di pohonnya. Minyak gaib ini merupakan anugrah Dewa Surya. Bagi pembaca yang menemukan minyak ini, segera minyak tersebut ditempatkan pada sebuah botol, kemudian haturkan sesajen pejati dengan segehannya kepada Dewa Surya, memohonkan agar kekuatan gaibnya menyatu dengan orang yang menemukannya. Kegunaan dari minyak ini adalah untuk mengobati segala penyakit yang dibuat oleh ilmu hitam, menambah kewibawaan bagi pemakainya, pengasih wong kabeh, menyengker dan melindungi pekara- ngan rumah dari serangan ilmu hitam dan makhluk halus.

Merawat, Menjaga dan Membangkitkan kekuatan Benda-Benda Gaib
Bila pembaca yang budiman, memiliki salah satu benda-benda gaib diatas, hendaknya tetap dijaga dan dipelihara kekuatan gaibnya dengan cara sebagai berikut:
1) Melaksanakan Yadnya Pemendak dan Puja Pasupati. Setelah benda-benda gaib yang diperoleh, maka pembaca sepatutnya melakukan pemendak dan selanjutnya mengadakan Pemasupatian. Sesajen pemendak dapat berupa banten Pejati dengan segehan manca warna, sedangkan sesajen pemasupatian dapat berupa banten Peras Pejati mebe ayam mepanggang mebulu putih, tebasan durmanggala, bayuan, Prayascita, Klungah nyuh gading, segehan manca warna ( dapat disesuaikan dengan keadaan/dresta masing-masing daerah). Melakukan Pemendak dan Pemasupatian dapat dilakukan sendiri atau minta bantuan kepada para Spiritualis/Balian/Pemangku yang mendalami mengenai hal ini. Dengan melakukan kegiatan ritual diatas maka kekuatan gaib yang ada pada benda akan tetap terpelihara bahkan kekuatannya akan berlipat ganda sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Bagi pembaca yang ingin melakukan pemasupatian sendiri, Penulis akan memberikan Puja Mantra Pasupati sbb :
Puja Mantra 1 : ” Om bayu sabda idep, hurip bayu, hurip sabda, hurip hidep, hurip serana, huriping hurip yanama swaha”
Puja Mantra 2 : ” Om Sanghyang Saraswati, tumurun sakeng surya candra, angurip pasupati maha sakti, angurip panugrahan maha sakti, angurip pangurip maha sakti, angurip sehananing daging buana kabeh, Sanghyang Saraswati turun sakeng surya, Dewi Saraswati turun sakeng candra, angurip tampaking bayunku, angurip saluiring rerajahan, angurip saluiring dagingin pertiwi wisesa, Om Brahma Wisnu Iswara, angurip saluiring karya, Sanghyang Sapa Mandi ring untu, Sanghyang Sarpa Naga ring lidah, Sanghyang Pasupati ring idepku, Om Pasupati petastra yanama swaha”.
2) Menghaturkan sesajen pada hari-hari keramat dan suci. Hari-hari keramat dan suci yang dimaksud adalah pada hari bertepatan dengan kajeng kliwon, tumpek, tilem, purnama, pujawali di Pura Dadya/Panti, pujawali Pura Kahyangan Desa.
3) Berbuat sesuai dengan Ajaran Agama, terutama ajaran Tri Kaya Parisuda. Bagi pembaca, yang ingin benda-benda gaibnya tetap dimiliki dan berguna sesuai dengan fungsinya maka sepatutnya melaksanakan ajaran Agama, karena kalau perbuatan kita bertentangan dengan ajaran Agama maka benda-benda gaib yang dimiliki akan hilang kekuatan gaibnya atau melecat (menghilang secara gaib), kembali ke alam asalnya.

Alat Peraga Senyawa Karbon


Alat Peraga Bermacam-Macam Senyawa Karbon ( ALGA  BERSEKAR )

            Secara umum, alat peraga didefinisikan sebagai benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika benda atau alat tersebut digunakan untuk pembelajaran IPA, benda atau alat itu disebut sebagai alat peraga IPA.  Regional Education Centre of Science and Mathematic ( RECSAM ), mengelompokkan alat peraga sebagai berikut :
  1. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktik IPA adalah termometer
  2. Alat peraga, adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung. Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain : model, carta dan poster.
  3. Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan/eksperimen IPA atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat yang termasuk kelompok ini adalah pembakar spiritus, papan flanel, papan tulis, OHP, selang, dsb. ( Depdiknas, tanpa tahun : 5 )
Alat peraga bermacam-macam senyawa karbon ( alga bersekar ), menurut penggolongan Rudi Bretz (1971) termasuk kedalam media visual diam. Alat peraga ini dirancang menyerupai bentuk lingkaran yang dapat diputar dengan tangan. Di dalam lingkaran tersebut dituliskan rumus-rumus umum, tata nama, reaksi pembuatan, sifat fisika dan kimia serta kegunaan dari suatu senyawa organik yang nantinya dapat terbaca oleh pemakainya. Dalam menjelaskan konsep senyawa karbon/organik maka dipergunakan alat peraga bermacam-macam senyawa karbon ( alga bersekar ) yang tujuannya untuk memudahkan siswa di dalam memahami konsep-konsep penting di dalam senyawa karbon/organik. Alat peraga bermacam-macam senyawa karbon ( alga bersekar ) rincian pembuatannya sebagai berikut :
Alat peraga ini terdiri dari : dasar lingkaran dengan bahan kertas karton/kertas manila, yang berisi rumus-rumus umum senyawa karbon, contoh tata nama, reaksi pembuatannya, sifat fisika dan kimia serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri, bagian berikutnya terbuat dari kertas karton/kertas manila yang berbentuk lingkaran yang lebih kecil yang berisi tulisan nama senyawa organik, rumus umum, tata nama (IUPAC), reaksi pembuatan, serta sifat dan kegunaan. Kedua kertas lingkaran tersebut disatukan dengan baut dan mur.
Persiapan rancangan pembuatan alat peraga diatas seperti di bawah ini :
Alat yang diperlukan :
1.      Jangka          3. Pisau          5. Penggaris    7. Gergaji
2.      Gunting        4. Spidol        6. Pensil           8. Paku
Bahan yang diperlukan :
1.      Kertas karton /triplek    3. Lem kastol
2.      Kertas manila warna      4. Baut dan mur
Cara pembuatannya sebagai berikut :
1.      Membuat dua gambar lingkaran diatas kertas karton/manila atau triplek dengan diameter yang berbeda ( 32 cm,  dan 30 cm ) dengan menggunakan jangka.
2.      Kemudian kedua gambar lingkaran tersebut dipotong dengan menggunakan gunting atau gergaji
3.      Selanjutnya kedua lingkaran yang terbuat dari kertas karton/manila atau triplek tersebut disketsa dengan menggunakan pensil dan secara permanen menggunakan spidol.
4.      Kedua lingkaran tersebut ditengahnya dilubangi dengan menggunakan paku, supaya bisa dimasuki baut untuk menyatukan kedua lingkaran tersebut.
5.      Lingkaran yang berdiameter 30 cm dibuat sketsa dengan hati-hati, kemudian ada beberapa bagian dari lingkaran tersebut dilubangi dengan menggunakan pisau pada rancangan yang telah ditentukan.
6.      Untuk lebih jelasnya tentang rancangan kedua lingkaran tersebut dapat diperhatikan pada rancangan yang telah dibuat dibawah ini.
Cara penggunaan alat peraga (alga) bersekar, sbb :
1.      Putar lingkaran paling atas, kemudian perhatikan lubang pengamatan pada lingkaran tersebut dengan angka-angka yang terdapat pada lingkaran dibawahnya supaya tepat posisinya.
2.      Kemudian amati dan pahami konsep-konsep yang terdapat pada alat peraga tsb.
3.      Tulis pada lembar kerja agar pemahaman konsep semakin cepat dipahami.
Rancangan Gambar Alat Peraga Bermacam-Macam Senyawa Karbon
Rancangan gambar dasar/alas Alga Bersekar (gambar 1)
Rancangan gambar penutup/muka Alga Bersekar (gambar 2)

 
Rancangan Alga Bersekar setelah penggabungan gambar 1 dan 2
Foto alat peraga bermacam-macam senyawa karbon ( alga bersekar)


Alat Uji Efek Tyndall


Alat Uji Efek Tyndall Arah Cahaya Horizontal - Vertikal
a.      Fungsi dan Prinsip Kerja Alat
Fungsi alat peraga : Untuk memperjelas cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid dan larutan sehingga siswa dapat mengamati cahaya yang diteruskan dan yang dihamburkan. Prinsip kerja alat : jika seberkas cahaya berada dalam ruang gelap, maka cahaya akan terlihat lebih terang, jika cahaya ini dilewatkan pada larutan sejati atau pada sistem koloid, maka cahaya akan diteruskan dan yang dihamburkan terlihat dengan jelas.

b.      Desain Alat               


c.       Alat dan Bahan
(1)   Papan alas bawah, bagian tengah  dan tutup kotak dengan ukuran 12,5 cm x 40 cm x  tebal 1,5 cm sebanyak 3 buah.
(2)   3 buah papan berukuran 12,5 x 9,5 cm, untuk tutup bagian kiri, kanan dan tengah pada kotak bagian atas.
(3)   2 buah papan berukuran 13 x 9,5 cm, untuk tutup bagian kiri dan kanan pada kotak bagian bawah. 
(4)   Gergaji, Penggaris /meteran, paku, palu, cat hitam, cat putih, cat merah muda, kuas, empat buah bola lampu kecil, baut, dua buah saklar, colokan/steker, pegangan dari aluminium, gerendel, engsel dan gembok serta kabel secukupnya.

d.      Langkah – langkah Pembuatan Alat
(1)    Siapkan papan alas bawah, sisi kanan dan kiri, dan bagian belakang kemudian di  paku.
(2)    Siapkan papan bagian depan, buatlah 2 lubang pengamatan dengan ukuran 3,5 x 7 cm
(3)    Siapkan bola lampu kecil sebanyak empat buah
(4)    Lubangi 2 papan skat yang memisahkan bagian bawah dengan atas dengan ukuran 1,5 x 2,5 cm untuk lobang cahaya masuk dari lampu bawah.
(5)    Lubangi dua papan dinding kanan dan kiri serta papan bagian belakang untuk dudukan dua bola lampu arah horizontal, sedangkan lampu arah vertikal ditempelkan pada bagian papan bagian bawah dengan cara di baut.
(6)    Sambungkan keempat bola lampu tersebut dengan kabel, kemudian disambungkan ke saklar yang ada di bagian belakang.
(7)    Buatlah dudukan dua saklar di bagian belakang yang dihubungkan dengan kabel, dan diberi steker untuk hubungan ke sumber arus listrik
(8)    Seluruh papan di bagian dalam  dicat hitam sedangkan dibagian luar dicat dengan  cat putih, hitam dan merah muda..
(9)    Susunlah bagian-bagian tersebut dengan cara dipaku.dan rangkaikan listriknya.
(10)     Lakukan uji coba dengan menyalakan sumber cahaya, perhatikan apakah lampu menyala atau tidak dan cahaya bergerak lurus ke dalam ruang gelap.

  1. Cara Menggunakan Alat
(1)   Setelah pembuatan alat selesai, periksa kembali apakah lampu arah horizontal dan vertikal telah menyala dengan baik dengan mencolokkan steker pada sumber arus.
(2) Siapkan bahan (larutan maupun koloid)  dalam 2 buah gelas kimia 250 mL,
(3) Masukan bahan (larutan maupun koloid) melalui tutup bagian atas
(5)   Setelah bahan dimasukan, nyalakan lampu pada arah horizontal, kemudian lampu arah vertikal amati apa yang terjadi.
(6)   Amati perbedaan cahaya yang melewati bahan melalui lobang pengamatan cahaya dan amati hamburan cahaya yang melewati contoh





















Foto - foto alat uji Efek Tyndall


Alat Uji Efek Tyndall dilihat dari depan


Alat uji Efek Tyndall pada saat tutupnya dibuka


Bagian belakang alat uji Efek Tyndall



Alat uji Efek Tyndall dilihat dari atas

Artikel Tunjangan Profesi Guru


Tunjangan Profesi Guru ( TPG ) cambuk  Peningkatan
 Profesionalisme Guru ( PPG )

”Berpedoman pada Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik S1/DIV kompetensi, dan sertifikat pendidik. Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Pendidikan Nasional menetapkan : 1) Peraturan nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio, 2) Peraturan nomor 40 tahun 2007  tentang sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan”.
Guru yang dikenal sebagai ”Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” menyambut dengan gembira undang-undang RI nomor 14 tahun tahun 2005 tentang guru dan dosen. Yang mana dalam isinya menyiratkan keberpihakkan pemerintah akan nasib guru yang selama ini mungkin kesejahteraannya belum memadai. Isi pokok dari undang-undang tersebut adalah tentang ”tunjangan profesi” bagi kaum pendidik, yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Akan tetapi untuk mendapatkan tunjangan profesi tersebut tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, perlu kerja keras dan pengorbanan yang memadai untuk memperolehnya.
Kaum pendidik patut bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah negeri ini. Dari enam presiden yang sudah memimpin negeri ini ( Soekarno, Soeharto, Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati dan Susilo Bambang Yudoyono ), mungkin baru sekarang kaum pendidik betul-betul diperhatikan kesejahteraannya dengan sudah disahkan dan dilaksanakannya UU RI No. 14 tahun 2005 tersebut. Dampak yang timbul dari dilaksanakannya undang-undang tersebut adalah kepanikan dan kekagetan kaum pendidik untuk menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan syarat-syarat yang diwajibkan untuk memperoleh tunjangan profesi tersebut. Kebingungan dan kepanikan kaum pendidik ini terjadi diawal tahun pelaksanaannya yaitu tahun 2006, tetapi di tahun-tahun berikutnya kepanikan dan kebingungan ini sudah berkurang seiring dengan kesiapan kaum pendidik dalam memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Bagi guru-guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang rata-rata pendidikannya setingkat SPG, SGO, PGA, D1, D2 dan D3 mungkin agak sulit untuk memperoleh tunjangan profesi tersebut mengingat syarat minimal pendidikannya adalah sarjana (S1). Undang-undang no. 14 tahun 2005 setidaknya memberi motivasi bagi guru-guru SD dan SMP untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi, yaitu minimal meraih gelar sarjana (S1) agar dapat mengikuti tahap sertifikasi sehingga pada akhirnya memperoleh tunjangan profesi.
Pada tahun 2009,  Pemerintah telah memberikan kebijakan bagi guru SD dan SMP yang memiliki pendidikan SPG, SGO, PGA, D1, D2 dan D3 yang memiliki masa kerja 20 tahun atau lebih dibolehkan membuat portofolio untuk mengikuti sertifikasi sehingga nantinya diharapkan memperoleh tunjangan profesi guru ( TPG ).
Walaupun gelar kesarjanaan sudah diperoleh, tetapi masih banyak syarat-syarat yang lain yang harus dipenuhi oleh guru, sehingga dapat dikatakan lulus dari tahap seleksi sertifikasi agar memperoleh ”Sertifikat Pendidik” yang merupakan surat sakti untuk mengeluarkan atau mencairkan dana ”Tunjangan Profesi”. Dari empat kali seleksi yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah ( tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009) ternyata Permendiknas no. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio, yang sudah dilaksanakan dengan baik sedangkan Permendiknas no. 40 tahun 2007 belum terlaksana.
Dalam konteks sertifikasi guru, portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait dengan unsur pengalaman, karya dan prestasi selama guru yang bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran. Keefektifan pelaksanaan peran sebagai agen pembelajaran tergantung pada tingkat kompetensi guru yang bersangkutan, yang mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Secara lebih spesifik dalam kaitan dengan sertifikasi guru, portofolio berfungsi sebagai : (1) wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktivitas, kualitas dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung, (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapat sertifikat pendidik atau belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.
Penilaian portofolio guru adalah penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan rekam jejak prestasi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai agen pembelajaran, sebagai dasar untuk menentukan tingkat profesionalitas guru yang bersangkutan. Portofolio guru terdiri atas 10 komponen, yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Langkah nyata yang harus dipersiapkan bagi seorang guru yang belum mendapat giliran sertifikasi, sehingga nanti setelah mendapat giliran tidak panik dan kebingungan adalah sebagai berikut : (1) Mengikuti berbagai seminar dan workshop. Hal ini dimaksudkan agar nilai dari komponen portofolio no. 2 dan 8 terpenuhi, sehingga nilai minimal yang disyaratkan dapat dicapai, (2) Aktif menjadi anggota/pengurus di berbagai organisasi pendidikan atau sosial. Misalnya seorang guru di masyarakat dapat dipilih menjadi klian Banjar, Bendesa Adat, Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa),Ketua RT/RW, klian Dadia dan sebagainya sedangkan ditingkat organisasi profesi bisa menjadi Pengurus MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), Pengurus PGRI, Pengurus Komite Sekolah dan sebagainya. (3) Melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini diperuntukkan bagi guru yang belum memperoleh gelar sarjana (S1), sebagai syarat mutlak untuk dapat mengikuti sertifikasi. Dan (4) Membuat karya tulis ilmiah. Di dalam karya pengembangan profesi pada komponen portofolio, guru dituntut agar mampu berkarya, seperti penulisan artikel-artikel pada media massa, penulisan LKS, Modul untuk pembelajaran, buku dan penelitian tindakan kelas (PTK). Hal ini dimaksudkan agar seorang guru betul-betul profesional dalam melakoni profesinya.
Mengingat begitu banyaknya hal yang harus dipersiapkan dalam penyusunan dokumen portofolio oleh seorang guru, terutama guru-guru Sekolah Dasar dan Menengah yang pendidikannya rata-rata SPG, SGO, PGA, D2 PGSD dan D3, maka tidak mengherankan jika mereka nyeloteh bahwa ”Harga Sertifikat Pendidik” terlalu mahal buat mereka. Dan banyak diantara mereka tidak lagi berharap menerima ”tunjangan profesi” tersebut disebabkan oleh banyaknya syarat-syarat yang harus mereka penuhi, disamping itu juga umur mereka rata-rata sudah berkepala lima, yang keinginan untuk melanjutkan pendidikan ketingkat sarjana (S1) sudah berkurang.atau tidak ada sama sekali.
Bagi guru yang sudah mengikuti sertifikasi dan dinyatakan lulus serta tunjangan profesinya sudah cair, maka bagi mereka dituntut suatu kinerja yang lebih baik, yaitu mengajar 24 jam dalam seminggu dan nanti bila terbukti mereka mengajar kurang dari 24 jam dalam seminggu maka ”Sertifikat Pendidik” yang dikeluarkan Depdiknas akan dicabut dan guru bersangkutan akan kehilangan ”Tunjangan Profesi” untuk waktu yang tidak terbatas. Oleh karena itu kiranya guru yang sudah menikmati ”Tunjangan Profesi” patut bersyukur dan meningkatkan kinerja dan profesionalis- menya, serta memberi contoh tauladan bagi guru yang belum memperoleh ”Tunjangan Profesi”. Merupakan tugas dari pemerintah dalam hal ini Depdiknas Pusat, Depdiknas Provinsi maupun Depdiknas Kabupaten/Kota untuk mengawasi dan membimbing guru yang sudah memperoleh ” Tunjangan Profesi” untuk meningkatkan kinerja serta profesionalismenya sesuai dengan tuntutan tugas/kerja yang sudah ditentukan.
”Terpujilah Wahai Engkau Ibu Bapak Guru ”, begitulah penggalan syair lagu Hymne Guru yang selalu dinyanyikan setiap menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI setiap tahunnya yaitu tepatnya setiap tanggal 25 Nopember. Di hari yang berbahagia tersebut sepatutnya kaum pendidik (guru) mensyukuri segala perhatian dan peningkatan kesejahteraan yang telah diberikan oleh pemerintah. Setidaknya organisasi yang menaungi kaum pendidik, dalam hal ini Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memberikan respon, apresiasi serta sikap nyata untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Kegiatan nyata tersebut misalnya berupa penghargaan bagi guru-guru yang sudah memasuki masa purnabakti, memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu dan melakukan kegiatan sosial di masyarakat. Dengan adanya perhatian tersebut, ini menunjukkan bahwa kinerja dan profesionalisme guru sudah mulai mengalami peningkatan dan tentunya memiliki nilai lebih di mata masyarakat, bangsa dan negeri Indonesia tercinta.

Nyentana



Ni Komang Sri, keto anake nyambat adan anake bajang ene, kajegegan saja tusing ada ane ngidaang nyaihin di desane, satmaka bungan desa yening upamayang. Pengadegne langsing lanjar, kulitne kuning langsat, bokne selem lantang, yening saihang miribang mesaih ajak bintang sinetrone ane suba kasub ” Agnes Monica”, keto truna-trunane ngorahang. Ni Komang Sri mula anak bajang aget tur bagia manumadi ke mrecapada, sawireh ngelah meme bapa ane sugih tur sayang tekenin ia. Ni Komang Sri sanget pesan kesayangan teken reramane, karena ia ane lakar glantingine ajaka meme bapane, apang nerusan keturunane apanga tusing putung, sawireh ia tusing ngelah nyama muani.
            ”Cening Komang, bapa ngidih tekenin cening, apang melah-melah ngaba raga, eda kanti cening ngalahin bapa nganten, yening ngidaang apang cening ngaba anak truna apang nyak nyentana dini, ngentosin ragan bapane dini mekrama di desa” keto pabesen bapane ane setata kaingetan teken Komang Sri. Apang tusing cara embok-embokne ane ngalahin meme bapane nganten tanpa pesadok, ”nganten ngerorod” alias ”kawin lari” ajaka tunangane.  Ni Komang Sri suba mekelo megae di hotel bintang lima di Nusa Dua. Ia maan tugas di bagian front office, cocok ajak kebisane miwah kejegegane. Ada suba limang tiban mekelone ia megae di hotele ento.
            Risedek ia maan libur, kebenengan masi ada odalan di Pura Kawitanne di desa plekadanne.  Ia mulih ajak tunanganne ane bareng-bareng megae di hotel. Disubane teked di jumahne di desa, ditu ia ajak tunanganne seleg nulungin reramane ngae sehananing bebantenan. Tunanganne ane madan Mas Joko seleg nulungin bapane ngae lakar basa genep, ane anggone mebat buin maninne. Mas Joko mula truna bagus alep tusing pati ngeraos liu. Ia di hotel maan tugas di bagian room boy. Suba ada atiban ia metunangan ngajak Ni Komang Sri.
            ” Cening Komang, nyen anake muani ane ajak cening mai ? ” keto petakon memene. ”Ene suba tunangan tiange meme, ia madan Mas Joko uling Jakarta” keto pesaut pianakne. ” Men nyak ia lakar nyentana dini ?” keto buin petakon memene. ” Ia misadia nyentana, nganten ngajak tiang ” keto pesautne Ni Komang Sri. Mara keto pesaut pianakne dadi lega pesan memene tur sahasa ngelut Ni Komang Sri, tusing merasa yeh peninggalanne nerebes baan kaliwat bagiannyane. ”Nah ene mara pianak meme, tusing pocol meme ajak bapa, serahina ngerastiti ring Bhatara Kawitan, apang keluargane dini tusing kaputungan ” keto raos memene sambilanga ngelanturang mejejahitan. Bapane Ni Komang Sri masi sanget liang bagia, sawireh suba ada ane lakar glantingine di kayangne tua. Sakewala enu masi inget meme bapane teken paundukan-paundukan sebet ane suba nibenin pianakne Ni Komang Sri ane malu.
            Ipidan ia suba ngelah calon sentana, ane enu ada hubungan penyamaan, ane madan Gede Cita, misane kapurusan teken Ni Komang Sri. Ajaka dadua suba pada tresna asih lakar makurenan. Gede Cita mula truna bagus tur suba megae dadi kepala urusan (Kaur) di desane. Meme bapane Gede Cita suba patuh paitunganne ajaka meme bapane Ni Komang Sri lakar ngantenan manut cara dresta di desane.
            Sakewala suratan hidupe tusing dadi kelidin. Gede Cita ngalahin mati metabrakan risedek ia ngandeng Ni Komang Sri ke salon kecantikan di mekire upacara pewiwahanne. I Gede Cita mati ditongos metabrakanne, sakewala tunanganne Ni Komang Sri selamet sawireh ia ketes ke carike ane sedeng misi padi. Ento makerana mekelo Ni Komang Sri sebet atinne nganti ngemasin gelem abulan tur opname di rumah sakit ane paling elite di kota Denpasar.
Di subane ia seger ditu katuturin olih meme bapane apanga ia tusing sanget ngingetang tunanganne ane suba ngalahin. ”Nah cening Komang, eda ento sanget sebetanga sawireh peduman nasibe suba ada ane ngitungan, iraga dini hidup di mrecapada patut kukuh mautsaha lan ngerastiti bakti apang prasida manggihin kerahayuan” keto tutur bapane tekenin Ni Komang Sri. Ni Komang Sri mula anak bajang ane setata setinut lan bakti teken reramane. Ia ngidaang ngengsapang tunanganne ane suba ngalahin mati. Ia tetep megae di hotel bintang lima di Nusa Dua. Yen ia merasa kangen teken reramane ia mulih aminggu cepok. Dikenkene yening ia sibuk maan tugas double sit, ia mulih abulan cepok. Pepesan ia ngoyong di tongos kosne di Nusa Dua.
            Ni Komang Sri jani suba masi ngelah tunangan ane madan I Nyoman Tantra. Tunanganne ane nomer dua ene megae dadi Balawista di Kuta. Ia metemu ajak tunanganne risedek Ni Komang Sri melali ke pesisi Kutane nyelimburang manah. I Nyoman Tantra mula truna bagus, pengadegne tegeh, siteng, ganggas, sakewala kulitne seleman buin abedik sawireh sai-sai kena ai di pesisi. Ajaka dadua suba saling tresna asih lakar ngelanturang makurenan. I Nyoman Tantra suba nyak lakar nyentana, sawireh ia suba  ngelah beli-beli ane lakar ngantinin reramane di desa pekraman pelekadanne.
Minabang Ni Komang Sri tusing mejatu karma ajaka I Nyoman Tantra, sawireh satonden tulus lakar makurenan, tunanganne I Nyoman Tantra ngemaluin nganten ajaka tunangane ane buin besikan ane madan Siti Nurleha, pianak pengusaha gede uling Jawa. Siti Nurleha sedeng enu kuliah di Fakultas Kedokteran. I Nyoman Tantra suba mekelo metunangan ngajak Siti Nurleha. Ketemune risedek ia nulungin nyelametang Siti Nurleha nyilem di pasih Kutane. Dugas ento Siti Nurleha sedenga libur semesteran. Iseng ia melali tur ngelangi di pesisi pasih Kutane. Bapakne Siti Nurleha ane madan Pak Gatot ngalih tur ngajak I Nyoman Tantra ke Jawa apang nyuang pianakne sawireh suba beling duang bulan. Ditu di Jawa I Nyoman Tantra ajaka Siti Nurleha antenane cara adat ane suba kelaksanayang ditu. I Nyoman Tantra terus ngoyong di Jawa sawireh ia dadianga direktur salah satu perusahanne ane gelahanga teken matuanne.
” Uduh, Dewa Ratu Agung..!, dados asapuniki lacur titiange manumadi setata katibenin kasungsutan ” keto sesai penyambatne Ni Komang Sri sebet ngangen teken dewek tanpa guna, yening ia inget teken paundukan larane ane malu. Aketo paundukan-paundukan imaluan ane nibenin Ni Komang Sri satonden matunangan ngajak Mas Joko.
” Nah Komang, yening saja Mas Joko suba nyak nyentana dini, nganten ajak ragan ceninge, bapa ajak memen ceninge lakar nunas pewarah-warah miwah pematut ring Ida anake lingsir di Geria Manik Sari ” keto ujar reramane risedek Mas Joko suba ada di jumahne tur lakar sanggup nyentana, nganten nyuang pianakne.
Disubane igum paitunganne ajak pianakne miwah para penyamaan dadyane, ditu lantas meme bapane tangkil ke geria nunas pewarah-warah ring Ida anake lingsir. ”Yening saja Mas Joko nyak nyentana, makurenan ajaka Ni Komang Sri, sepatutne ia meupakarain cara adat iragane ane suba ketami miwah kepagehang olih para leluhure ” sapunika baos Ida anake lingsir teken meme bapane Ni Komang Sri. ” jani Mas Joko satonden keantenan ajak Ni Komang Sri, gaenan ia malu upacara manusa yadnya, uling upacara mara embas nganti upacara menek bajang ” kenten malih bawosne Ida anake lingsir. ”Disubane lakar ngelaksanayang upacara pawiwahan ditu masi gaenan upacara sudi wadani apang buin pidan ngelah pretisentana ane suputra tur apanga rahayu kayang kawekas ” sapunika panelas bawos Ida anake lingsir teken meme bapane Ni Komang Sri.
            Disubane polih padewasan sane becik, raris Mas Joko ke upacarain manusa yadnya ngelantur upacara pawiwahan miwah sudi wadani nganutin dresta sane kelaksanayang ring desane irika. ”Dumogi Ida Hyang Perama Kawi ngicenin cening ajak dadua wara nugraha apang bagia kayang kawekas” sapunika pewarah Ida anake lingsir ritatkala upacara pawiwahan miwah sudi wadanine sampun puput. ”Mirib pejatu karmane Ni Komang Sri tusing ajak truna Bali, ajak truna Jawa payu kesidan” keto pakrimik krama desane risedek nyaksiang upacara pawiwahan miwah sudi wadanine Ni Komang Sri.
Puput.
Kemoning – Semarapura, Januari 2009

Kapal Pesiar ”Charles – King”



        Risedek Komang Jayadi ngaturang bakti ring Hyang Gurune, saget teka timpalnyane ajaka dadua, I Gede Gotawa miwah Kadek Adiguna. Ditu timpalne kejagjagin olih bapannyane, laut ngeraos ”Ne, cening ajak dadua timpalne Komang, lautang dini negak malu diampike, antosang I Komang ia nu muspa”. Kesautin olih I Gede Gotawa ”Saja bapa, tiang timpalne I Komang Jayadi, rahinane ane jani mejanji lakar luas ke kota Denpasar, lakar tes ngalih gegaen di kapal pesiar”. 
            Disubane I Komang Jayadi suud muspa, ditu laut ia nyagjagin timpalnyane, tur laut ia morahang teken reramanne lakar luas ngemiluin tes ke kota Denpasar. ”Meme  sareng bapa, ane jani tiang lakar luas, sarengang astitiang ring Ida Sanghyang Widhi, mangda pejalan tiange nemu kerahayuan” keto raosne I Komang Jayadi. ”Nah, adeng-adeng cening ngaba montor, eda pati ngebut, apang selamet di jalan tur apa ane aptiang cening apang kesidan”, keto saut bapane.
            Disubane siaga teken bebekelan miwah alat-alat tulisne, laut I Komang Jayadi ajaka timpalne mejalan nuju kota Denpasar. Ia ajak timpalne lakar ngamiluin tes tulis miwah tes wawancara di kampusne, apang ngidaan megae di kapal pesiar. Komang Jayadi mula anak seleg melajah tur megae nulungin reramannyane, ento mekada reramane bani ngetohin ia masuk, yadiastun ipun mapiutangan ring pisagane.
            Uling nu masekolah di SMA, Komang Jayadi suba macita-cita apang buin pidan ngidayang megae di kapal pesiar. Ento makerana ia seleg melajahin basa inggris miwah basa dura negarane ane lenan. Di SMA ia nyemak jurusan bahasa, apanga ia ngelah bekel anggona ngisinin cita-citane, apang lancar mebasa inggris. Ia dot megae di kapal pesiar, sawireh ia nepukin keberhasilan beli misane ane megae di kapal pesiar. Beli misanne suba ngidaang nulungin reramane, meli tanah, ngae umah ane luung, tur suba ngelah montor roda empat.
            Di tamatne ia uling SMA ia ngelanjutan masuk ke Perguruan Tinggi Pariwisata, ngalih jurusan kapal pesiar. Ia kuliah makelone ataun. Dinane ane jani ajak timpalne lakar ngemiluin tes tulis miwah wawancara di kampusne. Kocap kampusne tongos ia kuliah ngadaang kerjasama ajak pemilik kapal pesiar luar negerine.
            Sawetara suba jam 8.30 WITA, ia ajak timpalne suba teked di kampusne. Komang Jayadi ngajakin timpalne ke kantin malu, lakar meli kopi, sawireh lima batisne miwah awakne kedinginan, bes joh pejalane uling desa Pucaksari di beten bukit kutule ngalih kota Denpasar, tempuhe ngantos dua jam. Disamping ento tesne masi ngawitin jam 9.00 WITA, maan galah buin abedik meblanja ke kantin kampusne.
            Di subane jam 9.00 WITA makejang pelamare ke kumpulang tur tundena masuk ke lantai dua, tongos tes tulis miwah wawancara. Sawetara ada telung jam mekelone ia metes tulis miwah wawancara. Dugase ia tes wawancara, pesu ketug tangkahne, sawireh ane ngetes langsung manajer personalia kapal pesiare. Ditu ia nunas ica ring para leluhurne mangda ilang ketugne, apanga tenang ngeraos mebasa inggris teken manajer personaliane ento. ”What is your name ?” keto petakon Mr. Robert, sautine teken Komang Jayadi ” My name is Komang Jayadi” . ” What is your motivation to work at Beunty Cruise?” , sautine teken ia ” I Want to get eksperience and aplication my skill”. Aketo tes wawancarane ane ingetange, ane lenan nu liu, sakewala ia lancar nyawab ngadokang basa inggris.  
            Komang Jayadi nawang ada tes tulis miwah wawancara, ngalih calon karyawan di kapal pesiar, sawireh ada dosene ane ngemahang kabar ia lewat telpon, kerana ia pedaleme tekening dosene, tawanga ia tuara ngelah, sakewala ia ngelah cita-cita ane melah, lakar ngalih gegaen ane liu gegodannyane, apang ngidayang nulungin reraman ipune, sane suba nyansan tua yusane tur pepesan ketiben gering. Sawetara ada ajaka selae diri ane ngemiluin tese ene, kone ngalih karyawan wantah adiri. Kocap ia ajaka timpalne makejang ane ngemiluin tes tusing baanga mulih malu, sawireh lakar kaumuman nyen ane lolos, keto raos ketua panitia penerimaanne. Sawetara jam 13.00 WITA, ditu makejang pemilet tes tundena makumpul teken panitiane. Lantas panitiane ngumumang nyen ane lulus seleksi calon pegawe kapal pesiar ”Charles – King” ane rutene Asia – Eropa.  Tan dumade, ketua panitiane nyambatang adane I Komang Jayadi ane lulus seleksi calon pegawe kapal pesiare ane suba kaloktah gede miwah melahnyane. Ditu ia kegirangan tur sahasa ngojog ketua panitiane, nakonang indik kelengkapan administrasi miwah buin pidan lakar nyumunin megae.
            ”Bapa miwah meme, tiang suba lulus seleksi calon pegawe kapal pesiar ”Charles-King”, sakewala tiang nu ngurus administrasi miwah paspor. Jani bapa beratin tiang, lakar munduhang pipis liune duang dasa yuta rupiah, anggon ngae paspor, ngurus surat-surat miwah bekel”, keto raosne Komang Jayadi. Lantas sautina teken bapane, ”Cening, Komang, bapa tusing ngidaang mekeneh buka jani, sawireh, pipis ane tagih cening duang dasa yuta rupiah totonan asane keweh baan bapa ngalihang, yen kekene terak keadaan iragane. Buin I Komang ngwales raos bapane, kekene ”Jani montor ane gelahang tiang lakar adep, lenan teken ento, ada ento sertifikat tegale, ento gadeang malu di bang, aliang pipis”. Buin timbalina teken bapane, ”Nah, yen aketo paitungan ceninge, bapa kene belog, nuutang papineh ceninge dogen”.
            Di subane montor suprane keadep, miwah sertifikat tanah tegalne kegadeang di bang, ngelah I Komang Jayadi pipis pitulas yuta rupiah, nu masi kuangan pipise buin telung yuta rupiah. Ditu ia buin mapineh-pineh, engken carane ngalih pipis buin telung yuta rupiah. Makleteg ia inget teken Luh Ayu tunanganne ane megae ditu di kota Denpasar, dadi tukang jait di perusahaan garmen. Semengan buin manine I Komang Jayadi nyilih montor teken timpalne, lakar anggona lakar anggona luas ke Denpasar nengokin tunanganne sambilanga nyilih pipis. Disubane metari teken meme bapane ditu laut ia ngenggalang ngidupang montore luas ke Denpasar. Bayune sada runtag miwah kangen, sawireh makelo tusing katemu ajak Luh Ayu. Sawetara liwat duang jam, teked ia di tongos tunangane megae, laut ia metari teken majikanne apanga presida katemu tekenin Luh Ayu. Di subane ajaka dadua saling katemu ditu laut I Komang Jayadi ngeraaos, kekene ”, Luh, ampurayang beli mara nyidayang nengokin, sawireh beli nu ngurus gegaen lakar anggon masa depan iragane, ajak dadua”. ”Tusing kenken beli, ane penting beli seger tur inget teken tiang, men kenken kabar beline miwah reramane jumah?” keto sautne Luh Ayu. Buin I Komang nyautin ”kabar ane aba beli mai luung miwah kekobetan, yen reraman beline jumah makedadua seger tur rahayu tan kirang pangan kinum” . ”Men apa kabar luungne tur apa kekobetanne, indayang raosan, nyen nawang tiang bisa ngemahang ngidih pepineh nang abedik”, keto buin raosne Luh Ayu. ”Beli katerima dadi calon pegawe kapal pesiar ”Charles-King”, sakewala kekobetanne beli kuangan pipis buin telung yuta rupiah, anggon ngenapang apanga ada duang dasa yuta rupiah”, keto sautne Komang Jayadi. ” Nah, nyen unduke ento eda sanget beli kenehanga, ne tiang ngelah bungkung, gelang miwah kalung, ne suba adep anggon ngentugin, apanga tulus pejalan beline megae di kapal pesiar”, keto sautne Luh Ayu. ” Suksma pesan beli teken pitulungan Luhe, dumogi buin pidan yan beli suba mebalik mulih uling kapal, ditu Luh lakar ajak beli nganten, jani melahang pagehang Luh ngaba raga, astitiang beli apang rahayu ngalih gegaen di kapal pesiare”. Timbalina teken Luh Ayu ” Eda buin beli sangsaya teken tresnan tiange, lakar pageh tiang ngaba raga, tresnan tiange wantah beli ane ngelahang, sakewala ingetang ngirimin tiang surat apang ada anggon tiang ngisinin atin tiange ane kasepian satmaka penyilur ragan beline”. Disubane Komang Jayadi ngadep sekancan mas-masan ane baanga teken tunanganne, dadi pas pesan ajine telung yuta rupiah, payu ia ngelunasin administrasi miwah ngurus paspor dadi calon pegawe kapal pesiar ”Charles-King”, ulian pitresnan tunanganne. Ento mawinan ia mejanji dikenehne lakar tetep tresna tur satia tekening Luh Ayu. ”Piwelas Luhe sanget suksmayang beli, dumogi Ida Sanghyang Widhi tetep ngicenin beli ajak luh kerahayuan apanga mresidayang iraga buin pidan nganten” keto munyinne Komang Jayadi, sahasa ngelut Luh Ayu baan keliwat tresna tur bagiane. ”Nah, beli komang, melah-melah beli megae ditu di kapale, eda pati mamunyah miwah meplalianan dogen ditu, apanga beli sayanganga teken bos beline ” keto pengwales raosne Luh Ayu.
            Di subane sanja, ditu lantas Komang Jayadi mewali nuju ke desa Pucaksari di bongkol bukit kutule, lakar nyiagayang seananing administrasi, paspor, surat-surat miwah jagi ngaturang bakti ring pura kayangan desa, mangdennya selamet rahayu pemargine, sawireh lakar ngarungin pasih makelone dasa bulan.
            Setonden Komang Jayadi luas, ditu bapane nuturin ia ” cening komang, melah-melahang ngaba raga tur selegang megae ditu dikapale, sawireh jani bapa ajak memene suba nyansan tua, nyansan tuna megae, buin besikne pis ane anggon cening ento mula pipis panes, patut cening jani ngalih peneduh apanga pis ane anggon cening ento apang dadi pis tis, ane presida ngupapira cening miwah reraman ceninge dini di mrecepada ”. Kewales baan I Komang Jayadi ” bapa, tiang nyuksamayang pesan teken pitresnan bapane, dumogi Ida Sanghyang Perama Wisesa ngicenin tiang pasuecan apanga lancar tur kasidan megae di kapale”. Buin sautina teken bapane ” Nah cening, mejalan apang melah, bapa ajak memen ceninge lakar ngerahina ngastitiang mangda cening ngemangguhang kerahayuan, buin abesikne kabarin bapa tiap bulane, ento kirimang surate teken tunangan ceninge Luh Ayu, apang ia nekedan keadaan ceninge ditu megae di kapale, ”. Pamuput I Komang Jayadi mepamit teken reraman ipune ngungsi pelabuhan kapale di Benoa, keanter olih mobil sewaan ane tragia ngangkut seananing babekelan ane keaba luas. Aketo ketuturan yowana Baline ane ngutamaang ngalih gegaen anggona bekel masa depanne miwah apang presida nulungin guru rupakannyane, satmaka pangwales piutang ring mrecapada..
Puput.